Kena Fitnah Lagi! Gara-gara Nama Ahok Sering Disebut di Medsos, Ahok Dituduh Gunakan Buzzer


Berita Metropolitan – Seniman sekaligus aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet menuding

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membayar ‘buzzer’

untuk meniupkan isu-isu SARA menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. 



“Bagaimana dengan @basuki_btp yang konon bayar buzzer pancing isu

SARA,” tulis Ratna Sarumpaet melalui akun twitter pribadinya,

@RatnaSpaet.



Cuitan Ratna tersebut mengomentari pemberitaan yang menyebutkan bahwa

Polri bakal menindak tegas netizen yang kerap menebarkan kebencian dan

isu SARA melalui media sosial.





Jenderal Tito Karnavian mengatakan, Polri akan berkoordinasi dengan Kemenkominfo untuk meningkatkan pengawasan media sosial twitter, facebook, dan lainnya.



Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

membantah menggunakan buzzer atau pengguna Twitter dengan pengikut

berjumlah 2.000 atau lebih yang dibayar untuk menggaungkan namanya lewat

rangkaian tweet. 



Berdasarkan media yang khusus memantau pembicaraan dan perbincangan

di media sosial, Politicawave, sejak hari terakhir pendaftaran pasangan

calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta, tercatat 243.859 percakapan mengenai ketiga pasangan calon.



Pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin dengan 146.460 percakapan

atau memiliki share of awareness sebesar 60,66 persen dari total

percakapan.



Diikuti pasangan yang diusung koalisi Partai Gerindra dan PKS, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno dengan 62.584 percakapan atau share of awareness sebesar 25,66 persen.



Kemudian pasangan yang diusung koalisi Partai Demokrat, PPP, PKB, dan

PAN, yakni Agus Harimurti Yudhoyon dan Sylviana Murni dengan 34.815

percakapan atau memiliki share of awareness sebesar 14,28 persen.



Ahok mengaku tidak tahu dengan banyaknya orang yang membicarakannya di media sosial.




Dia mengatakan, tidak pernah membayar buzzer semenjak Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, di mana saat itu, dirinya maju bersama Joko Widodo.


“Tidak tahu. Saya kira, kita tidak pernah bayar buzzer dari dulu. Mereka saja otomatis. Kalau saya lihat, gerakannya mirip kok sama dulu. Tanya pengamat, aku tidak begitu ngerti. Aku kerja saja sudah,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).



Sebelumnya, pendiri media Politicawave Yose Rizal menjelaskan saat

ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan calon Gubernur DKI 2017

sudah mulai bergerak.



“Setiap percakapan mengandung sentimen, yang merupakan persepsi

netizen terhadap pasangan calon tersebut. Pasangan Ahok-Djarot sementara

memimpin terkait dengan sentimen netizen,” kata Yose melalui keterangan

tertulis.



Menurutnya, net Sentimen (selisih antara sentimen positif dan negatif) pasangan Ahok-Djarot adalah sebesar 7,078.



Namun berbeda dalam jumlah percakapan, untuk Net Sentimen, di posisi

kedua adalah pasangan Agus-Sylvi sebesar 6.207 dan diikuti oleh

Anies-Sandi sebesar 2.981.



Berdasarkan pengalaman PoliticaWave.com melakukan prediksi terhadap

Pilkada, Pileg dan Pilpres sejak tahun 2012, pasangan yang akan menjadi

pemenang adalah pasangan dengan jumlah percakapan terbesar (Share of

Awareness) dan Net Sentimen paling positif.


Dia mengatakan, tidak pernah membayar buzzer semenjak Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, di mana saat itu, dirinya maju bersama Joko Widodo.




“Tidak tahu. Saya kira, kita tidak pernah bayar buzzer dari dulu. Mereka saja otomatis. Kalau saya lihat, gerakannya mirip kok sama dulu. Tanya pengamat, aku tidak begitu ngerti. Aku kerja saja sudah,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Sebelumnya, pendiri media Politicawave Yose Rizal menjelaskan saat

ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan calon Gubernur DKI 2017

sudah mulai bergerak.


“Setiap percakapan mengandung sentimen, yang merupakan persepsi

netizen terhadap pasangan calon tersebut. Pasangan Ahok-Djarot sementara

memimpin terkait dengan sentimen netizen,” kata Yose melalui keterangan

tertulis.


Menurutnya, net Sentimen (selisih antara sentimen positif dan negatif) pasangan Ahok-Djarot adalah sebesar 7,078.


Namun berbeda dalam jumlah percakapan, untuk Net Sentimen, di posisi

kedua adalah pasangan Agus-Sylvi sebesar 6.207 dan diikuti oleh

Anies-Sandi sebesar 2.981.


Berdasarkan pengalaman PoliticaWave.com melakukan prediksi terhadap

Pilkada, Pileg dan Pilpres sejak tahun 2012, pasangan yang akan menjadi

pemenang adalah pasangan dengan jumlah percakapan terbesar (Share of

Awareness) dan Net Sentimen paling positif.(tribunnews & jitunews)



baca juga: Gawat…!! Gara-gara Sungai Bersih Karena Ahok, Kini Ahok Dicurigai Kerjasama dengan Google Demi Raih Keuntungan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar