Agus-Sylvi Fokus di Medsos, Demokrat: Biayanya Hanya 4 M




Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, bakal memaksimalkan media sosial sebagai sarana meraup dukungan publik. Targetnya, kampaye di media sosial mengantarkan Agus-Sylvi ke kursi DKI 1 dan 2.





Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menegaskan, langkah itu diambil lantaran peran media sosial saat ini menjadi sebuah keniscayaan dan warna demokrasi di tanah air. “Medsos bagi Demokrat menjadi salah satu andalan menjalin komunikasi politik tanpa henti, multi arah dan hampir semua kader demokrat mainkan medsos itu,” kata Hinca. 





Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan



Selain simpel dan menyasar langsung ke masyarakat, kata Hinca, kampanye melalui medsos juga murah meriah dibanding kampanye penggalangan massa atau iklan di media massa. Ditambah lagi, hampir seluruh kader dan masyarakat umum juga mempunyai kemampuan mengakses dunia maya.



“Media sosial kami gunakan karena semua bisa melakukannya, kemudian biayanya cukup 4 M, murah meriah menyenggol mewah,” selorohnya.



Dengan mengefektifkan peran media sosial, kata dia, otomatis pihaknya tidak akan lagi melakukan kampanye konvensional, seperti penggalangan massa dengan menghadirkan konser musik atau dangdutan. “Itu sudah lewat,” kata dia.



Secara lebih terperinci Hinca menjelaskan, media sosial yang bakal dioptimalkan dalam kampanye Pilgub nanti adalah jejaring Twitter. Hinca menceritakan, dirinya pernah menggunakan Twitter dalam sebuah acara Partai Demokrat dan tanggapan dari kader cukup positif.



“Ini sambil jokes tapi fakta, pada bulan lalu di Binjai saya buat festival burung berkicau PD. Kenapa burung berkicau? Karena medsos salah satu simbolnya burung yaitu Twitter. Kalau burung berkicau yang dibangun adalah irama demokrasi indah terdengar,” ucapnya.





Pasangan calon gubernur DKI Jakarta 2017



Demokrat, sambung Hinca, memperhatikan secara detail seluruh gagasan yang akan disampaikan melalui media sosial kepada warga DKI. Sebab situasi DKI sangat berbeda, sehingga diperlukan narasi yang baik untuk disebar lewat sosmed.



Belum lagi, kapasitas konten Twitter yang sangat terbatas. Karena itu harus diramu rangkaian kalimat kampanye sepadat mungkin dalam konten 140 karakter. Itu kan tidak mudah dan harus dikawal agar tidak ke kiri ke kanan, agar pesannya sampai,” harapnya.



Sampai saat ini partainya masih menggodok isu yang tepat untuk disampaikan kepada publik melalui media sosial. Nantinya, pentolan DPP Partai Demokrat yang akan langsung menjadi penggerak medsos. 





Agus Harimurti dan Istri



Target Kampanye



Kampanye pasangan Agus-Sylvi melalui media sosial bertujuan untuk menjaring pemilih-pemilih pemula. Hinca terang-terangan menyasar anak muda, terutama kaum hawa. Dengan sosok Agus yang terbilang gagah, bersanding dengan satu-satunya kandidat perempuan, diharapkan membawa nilai plus bagi pasangan ini.



“Itu kami maksimalkan. Tapi jelas bahwa clear demokrat tampilkan sisi itu, kemudian kekuatan kami siapkan termasuk Annisa Pohan,” kata Hinca.



Selain bergerak di Medsos, tim juga tengah menyiapkan sebuan website khusus untuk memberikan informasi visi dan misi pasangan caloan, termasuk seluruh kegiatan Agus-Sylvi menjelang hajat demokrat ibu kota dihelat.



“Jangan kau jemput bola saat masih di sebelah sana. Tunggu dia datang. Karena saya katakan sebagai sekjen kami selesaikan dulu yang prinsip dasar. Selesai. Akun masih disiapkan,”ujar Hinca.





Agus-Sylvi saat mendafyar di KPU



Agus Butuh Sokongan Annisa Pohan



Pengamat Media Sosial Nukman Lutfhie, menilai tepat langkah Partai Demokrat mengefektifkan peran media sosial untuk mendulang suara di Pilgub mendatang. Menurut Nukman, seharusnya seluruh partai pengusung pasangan calon dan tim pemenangan menggunakan media sosial sebagai sarana “berperang”.



Mengadu ide dan gagasan tanpa saling mengorek aib masing-masing pasangan calon di media sosial, kata Nukman, merupakan cara paling ampuh memberi pendidikan politik ke masyarakat. Setiap pasangan calon, cukup “menjual” gagasan untuk membenahi dan membangun ibu kota lima tahun ke depan.



“Jakarta kan ibu kotanya sosmed,” kata Nukman kepada Rimanews.



Ditambah lagi dengan kondisi pemilih pemula ibu kota yang rata-rata awam dengan koran, bosan menonton berita di televisi, dan justru getol “mengaji” gawai, haha hihi di media sosial. Kata Nukman, ceruk inilah yang bisa dimanfaatkan tim sukses pasangan calon kepala daerah untuk menarik simpatik.



Namun dia menggarisbawahi, untuk mendapatkan perhatian di media sosial butuh tema yang menarik. Khusus Partai Demokrat yang akan fokus mengkampanyekan Agus lewat medsos, Nukman meminta tim bekerja keras. Memeras otak menemukan isu yang paling disukai pengguna jagad maya menyangkut Agus dan Sylvi. 



Sebab harus diakui, selama setahun terakhir media sosial “dikuasai” oleh pendukung dan simpatisan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.



Demokrat, kata dia, bisa memanfaatkan peran istri Agus Harimurti, Annisa Pohan yang sudah jadi selebritis di media sosial. Di samping dia juga mantan pelaku dunia hiburan yang dikenal oleh banyak kalangan, utamanya anak muda. 



Kendati demikian, Nukman tidak bisa menjamin kampanye modern ini bisa laku dijual. Sekalipun menuai perhatian lebih di medsos belum tentu berbanding lurus dengan hasil raihan suara di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.



“Itu Tuhan yang tahu,” tandasnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar