Media Online Antara – Kepala BPS DKI Jakarta, Syech Suhaimi menjelaskan terkait data kemiskinan di Jakarta yang sempat menuai pertanyaan dikarenakan tidak adanya perbandingan setara, pendataan yang dilakukan oleh BPS dalam setahun selalu dua kali, masing-masing dari pendataan dapat mengacu pada kondisi per bulan Maret dan September.
Suhaimi juga mengatakan bahwa pihaknya selalu mencantumkan data sebelumnya dalam setiap pengumuman data terbaru, baik itu data bulan Maret ataupun September. Nah dari data yang dikeluarkan pada Juli lalu, Suhaimi menyatakan pihaknya juga menyertakan Maret 2015 dan September 2015, bukan hanya mengumukan data per Maret 2016 saja.
Dalam hal ini pihaknya selalu menyarankan dalam perbandingan tersebut harus dilakukan dalam periode yang sama, misalnya data Maret seharusnya dibandingkan dengan Maret, walaupun data yang disertakan data September dan Maret secara bersamaan.
Ternyata kabar soal angka kemiskinan di Jakarta meningkat adalah ngawur, nih penjelasan BPS |
“Kalau Maret memang harus dibandingkan dengan Maret, September dengan September, memang lebih afdol begitu. Teori ekonomi memang begitu. Lebih bagus kalau mau melihat naik atau turun ya dilihat selama periode yang sama,” ucap Suhaimi saat dikutip rahasiakan.com, (2/8).
Namun, Suhaimi mengatakan, pihaknya tidak dapat melarang media apabila mereka melakukan perbandingan dara Maret dengan September. Situasi seperti itulah yang disebutnya terjadi saat pengumuman bulan Juli kemarin.
“Jadi tolong diluruskan. Kami umumkan Maret 2015, September 2015, Maret 2016. Cuma mungkin teman-teman media biar heboh, dipakailah data yang September. Kami kan tidak bisa melarang.
Apabila dilihat dari angka kemiskinan yang telah dirilis oleh BPK DKI Jakarta bulan Juli kemarin, telah terdata bahwa pada bulan Maret 2016 penduduk miskin mencapai 384,3 ribu orang (3,75%). Jika dibandingkan dengan September 2015 angka kemiskinan cenderung meningkat sedikit (3,61%), justru malah menurun jika dibandingkan pada kondisi bulan Maret 2015 (3,93%).
Mengenai pemberitaan yang disebutkan pemberitaan bahwa angka kemiskinan di Jakarta kian naik setelah pengumuman data dari BPS keluar, Suhaimi mengaku telah melakukan klarifikasi pada pihak Bank Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal data yang sebenarnya.
“Jadi BPS sama Gubernur dan BI tidak ada masalah,” tutupnya.
Ternyata hanya ada selisih perbandingan dan apabila dari data sebenarnya dalam kenyataannya angka kemiskinan di Jakarta cenderung menurun, media hanya membesar-besarkan saja.
loading…
Source link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar